Find Us On Facebook

iklan banner

Kewajiban Hijrah

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul-Nya, keluarganya dan para sahabatnya. Wa Ba’du: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

أَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ بِالْجَمَاعَةِ وَبِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Aku memerintahkan kepada kalian lima hal yang Allah telah perintahkan diriku dengannya: Jama’ah, sikap mendengar, ketaatan, hijrah dan jihad di jalan Allah.” [Hadits Shahih riwayat Al Imam Ahmad].
Di awal Ramadlan tahun 1435 H ini Khilafah Islamiyyah telah dideklarasikan dan Syaikh Ibrahim ‘Awwad telah diangkat sebagai Khalifah bagi seluruh kaum muslimin di muka bumi, dan kaum muslimin hari ini telah memiliki negara yang ditakuti semua kalangan kafir dan munafiq, sehingga para thaghut itu menindas para muwahhidin yang mendukung khilafah islamiyyah ini. Oleh sebab itu wajib hukumnya berhijrah dari negara kafir ke Daulah Islamiyyah bagi setiap muslim dan muslimah yang tidak bisa menjaharkan prinsipnya dan tidak aman dari gangguan para thaghut bila ia tetap hidup di negara kafir itu di saat dia menjaharkan keyakinannya serta dia mampu dan mengetahui jalan hijrah. Allah Ta’ala mengancam orang yang tidak hijrah padahal dia mampu hijrah di dalam firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا


“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali,” [An Nisaa: 97],
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari orang yang tidak hijrah dan tetap tinggal di negara kafir di tengah orang-orang musyrik:

أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ

“Aku berlepas diri dari orang muslim yang menetap di tengah orang-orang musyrik.” [Shahih riwayat At Tirmidziy],
dan beliau berkata:

برئت الذمة ممن أقام مع المشركين في ديارهم

“Jaminan lepas dari orang yang menetap bersama kaum musyrikin di negeri-negeri mereka.” [Shahih riwayat Ath Thabaraniy]. Sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berlepas diri kecuali dari orang yang melakukan dosa besar.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata tentang orang yang wajib hijrah: (Yaitu orang yang mampu terhadapnya dan dia tidak bisa menampakkan diennya serta tidak bisa menunaikan semua kewajiban-kewajiban diennya bila dia tetap berada di tengah orang-orang kafir, maka hijrah wajib atas dia berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali,” [An Nisaa: 97]), (Al Mughniy 9/236, Tuhfatul Muwahhidin 216).
Apalagi sesungguhnya Khalifatul Muslimin telah menyerukan kaum muslimin terutama orang-orang yang memiliki keahlian apapun untuk hijrah ke Darul Khilafah:
(WAHAI kaum muslimin di SETIAP TEMPAT, siapa yang mampu hijrah ke Daulah Islamiyyah, maka hendaklah dia berhijrah, karena hijrah ke Darul Islam itu adalah wajib, Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali,” [An Nisa: 97]
Maka larilah kalian wahai kaum muslimin dengan membawa agama kalian kepada Allah dengan berhijrah:

وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللّهِ يَجِدْ فِي الأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلى اللّهِ وَكَانَ اللّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An Nisa: 100]
Dan kami mengkhususkan ajakan kami kepada para pencari ilmu, para fuqaha dan para du’at, terutama para qadli dan para pemilik keahlian; baik itu kemiliteran, manajemen, sosial pelayan, para dokter dan insinyur dalam segala bidang keahlian, kami mengajak mereka semua untuk datang dan kami mengingatkan mereka agar takut kepada Allah; dikarenakan berangkat jihad itu adalah wajib ‘ain atas mereka, dikarenakan kaum muslimin sangat membutuhkan kepada mereka, dikarenakan manusia itu jahil terhadap urusan dien mereka dan sangat haus kepada orang yang mengajari dan memberikan pemahaman kepada mereka, maka takutlah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah…) (Risalah Ilal Mujahidin Wal Ummah Al Islamiyyah Fi Syahri Ramadlan),
sehingga ini lebih membuat wajib lagi menyambut ajakannya. Dan tidak ada rukhshah di dalam absen dari hijrah ini kecuali orang-orang yang dikecualikan Allah Ta’ala yaitu orang-orang yang tidak mampu dan tidak berdaya, sebagaimana firman-Nya:

إِلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلا فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا

“Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” [An Nisaa: 98-99].
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata: (Orang yang tidak wajib hijrah, yaitu orang yang lemah darinya (tidak mampu) baik karena sakit atau dipaksa untuk menetap atau karena kelemahan dari kalangan wanita, anak-anak dan yang serupa mereka, maka ini tidak wajib hijrah atasnya berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلا فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا

“Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” [An Nisaa: 98-99](Al Mughniy 9/236, Tuhfatul Muwahhidin 219). Dan ini juga dengan disertai upaya dan doa agar bisa meninggalkan negara kafir itu, Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا لَكُمْ لا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang lalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”.” [An Nisaa: 75].
Oleh sebab itu wahai kaum muslimin muwahhidin sambutlah perintah Allah Ta’ala supaya kita bisa beribadah kepada Allah Ta’ala secara total di Darul Islam, Allah Ta’ala berfirman:

يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ

 “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja.” [Al ‘Ankabut: 56].
Mujahid rahimahullah berkata dalam tafsir ayat itu: Sesungguhnya bumi-Ku itu luas maka berhijrahlah kalian dan berjihadlah di dalamnya.” Sa’id Ibnu Jubair berkata: “Bila maksiat dilakukan di muka bumi, maka keluarlah kalian darinya, karena sesungguhnya bumi-Ku itu sangat luas.” ‘Atha berkata: “Bila kalian disuruh berbuat maksiat maka kaburlah, dikarenakan sesungguhnya bumi-Ku itu sangat luas.” (Tuhfatul Muwahhidin: 21). Sedangkan kita semua paham bahwa di negara kafir ini kekafiran dan kemaksiatan di setiap tempat tanpa ada daya dan kemampuan kita untuk melenyapkannya, maka sambutlah ajakan khalifah untuk hijrah dan beribadahlah kepada Allah Ta’ala di Daulah Islam dengan leluasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

عليك بالهجرة فإنه لا مثل لها

“Hendaklah kamu berhijrah, karena tidak ada suatu yang sebanding dengannya.” [Shahih riwayat An Nasa-i].
Allah Ta’ala berfirman:
Oleh sebab itu wahai kaum muslimin muwahhidin sambutlah perintah Allah Ta’ala supaya kita bisa beribadah kepada Allah Ta’ala secara total di Darul Islam, Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [An Nisaa: 100]. Perhatikanlah janji Allah Ta’ala, sedangkan Allah itu tidak akan menyelisihi janji-Nya. Juga firman-Nya:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ

“Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan. Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” [Al Hajj: 57-59].
Apakah anda tidak mau mendapatkan janji Allah Ta’ala? Maka segeralah wahai orang-orang yang mampu dan jangan mengulur-ulur waktu karena kewajiban ini sangat mendesak dan tidak menerima pengunduran.

Ya Allah, hamba telah menyampaikan dan Engkau mengetahui kondisi hamba, Ya Rabb keluarkanlah kami dari negeri ini yang dzalim penduduknya dan jadikanlah bagi kami penolong dan pelindung dari sisi-Mu.

Abu Sulaiman Al Arkhabiliy
8 Syawal 1435H
LP Kembang Kuning Nusakambangan.

Oldest

Sponsor

iklan banner