Find Us On Facebook

iklan banner

Fakta Menarik Tentang Brunei Darussalam

Masjid Omar Ali Saifuddin Brunei
Masjid Omar Ali Saifuddin Brunei
 
Sebenarnya, keinginan mengunjungi negara Brunei Darussalam yang terletak di utara Borneo sudah muncul sejak jaman saya masih di bangku sekolah dasar. Ceritanya saya penasaran tingkat kecamatan gara-gara dalam pelajaran IPS disebutkan bahwa negerinya Sultan Hasanal Bolkiah ini katanya adalah salah satu negara yang paling kaya raya makmur sentosa sejahtera membahana.
 
Sampai akhirnya, setelah sekian puluh tahun waktu berselang, keinginan itu terwujud. Minggu, 18 Mei 2014 jam 9 pagi saya dan istri menginjakkan kaki di tanah sang Sultan untuk pertama kalinya. Terharu…
 

Kampong Ayer Bandar Seri Begawan Brunei
Kampong Ayer
Perjalanan ke Brunei Darussalam ini adalah rangkaian #NorthBorneoTrip. Start dari Yogya, transit semalam di Kuala Lumpur, lanjut menuju Bandar Seri Begawan, kemudian landtrip menelusuri jalanan diantara hutan Kalimantan bagian utara menuju Limbang, Lawas dan berakhir di Kota Kinabalu. Dari KK saya lanjut terbang ke Johor Bahru, lintas batas via Woodlands ke Singapura untuk kembali ke Yogyakarta. Hufftt… what a journey!
Tapi bagi saya, salah satu highlight #NorthBorneoTrip ini adalah untuk membuktikan berbagai informasi yang pernah saya dapatkan tentang negara kecil penghasil minyak ini. Maklum sudah memendam rasa penasaran itu sejak puluhan tahun.
 
***************
 
Beruntungnya kami. Ketika sedang celingak-celinguk menunggu purple bus di luar arrival hall Brunei International Airport, tanpa sengaja kami bertemu dengan Mas Marzuki, yang ternyata wong jowo, orang Magelang juga. Beliau sudah mukim disini belasan tahun. Begitu tahu kami juga orang Magelang, maka tanpa basa-basi Mas Marzuki malah menawarkan diri mengantar kami menuju Pusat Bandar. Pusat kotanya Bandar Seri Begawan. Kejadian ajaib ini semakin meyakinkan saya bahwa “Tuhan itu selalu ada bersama para pejalan”.
 
Nah, singkat cerita, Mas Marzuki tidak hanya mengantarkan kami sampai di Pusat Bandar saja, namun malah menawarkan diri menemani keliling Brunei dengan Vios-nya. Subhanallah. Rejeki apa lagi ini?
 
Kami lalu berkunjung ke Museum Teknologi Melayu, Museum Brunei, Museum Royal Regalia, Makam Sultan Bolkiah ke-5, Museum Kampong Ayer, Pasar Kianggeh, Istana Nurul Iman, Istana Nurul Izzah, Masjid Omar Ali Saefuddin, Masjid Jame Asr Hasanil Bolkiah, Masjid As-Solihin, The Empire Hotel & Country Club, Jerudong Park dan masih banyak lagi. Kapan-kapan diulas satu-satu deh, panjang ceritanya soalnya hehe.
Royal Regalia Museum Brunei
Main Hall Royal Regalia Museum
Jadi setelah jalan-jalan keliling Brunei, berikut fakta-fakta menarik seputar negara Brunei Darussalam yang saya dapatkan berdasarkan informasi dari masyarakat lokal :
 
  • Sepi. Iya, sepi. Itu kesan pertama yang saya dapatkan sesaat setelah landing di Brunei International Airport. Kompleks bandara tak terlalu besar. Mirip-mirip Adisumarmo Solo lah.
  • Semua jalan raya mulus, rapi dan tertib. Bahkan untuk highway/jalan raya antar negara sekalipun.
  • Pengendara mobil di Brunei sangat menghormati penyeberang jalan. Selama kita menyeberang di zebra cross, mau sekencang apapun mobilnya pasti akan berhenti untuk memberi kesempatan penyeberang jalan dahulu. Hebat! Tapi kalau kita menyeberang jalan tidak di zebra cross, ya no excuse! Tabrak mah tabrak aja haha.
  • Negara ini menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Sultan rules!
  • Negara memberikan fasilitas kesehatan gratis. Bahkan apabila memang tidak bisa ditangani di rumah sakit Brunei dan harus dibawa ke luar negeri, ke Singapore, Inggris, Jerman misalnya, tetap semua dibiayai oleh negara. Kece yak! Tapi lebih pilih sehat lah…
  • Biaya pendidikan seluruh rakyat Brunei mulai dari TK sampai Universitas ditanggung oleh negara. Gratis!
  • Penduduk sipil yang berusia diatas 60 tahun mendapatkan tunjangan hari tua setiap bulannya.
  • Nggak ada itu namanya jalan tol berbayar. Semua akses jalan gratis. Lewat mah tinggal lewat aja. Padahal aspal jalanannya mulus dan lebar.
  • Brunei itu negara dzikir. Dimana-mana banyak papan lafadz dzikir untuk mengingatkan warganya agar tetap mengingat Allah SWT selama berkendara. Mungkin ini salah satu alasan mengapa disini sangat jarang terjadi kecelakaan kali ya.
  • Parkir mobil di hampir semua public space gratis. Nggak ada apa itu namanya… tukang parkir pake rompi kuning/biru terang bawa peluit. Nggak ada yang namanya pak ogah minta gopek di perempatan jalan. Semuanya rapi, tertib. Eh tapi ada juga sih beberapa gedung yang menerapkan parkir berbayar, karena dikelola oleh swasta, bukan pemerintah Brunei.
  • Ada yang unik mengenai parkir mobil disini. Di beberapa tempat, parkiran mobil disediakan kipas angin untuk mobilnya. Seriusan ini mobilnya dikipasin biar gak kepanasan? Yassalam !
Parkir Mobil Brunei
mobil parkir aja disediakan kipas angin. ckckck
  • Di Brunei Darussalam, mobil adalah kebutuhan. Bukan lagi barang mewah. Hampir semua orang disini punya mobil. Bisa jadi satu orang satu mobil. Bahkan saya melihat di halaman rumah lazim terparkir beberapa mobil. Nah, cara membedakan orang Brunei kaya/biasa-biasa saja adalah dengan melihat jenis mobilnya. Kalau cuma pakai mobil-mobil Jepang, Korea, itu orang biasa. Kalau ada yang naik mobil-mobil Eropa barulah itu biasanya orang kaya.
  • Orang Brunei jarang memiliki & menggunakan sepeda motor. Selama saya disini, bisa dihitung lah jumlah sepeda motor yang saya lihat. Tak sampai 10 motor. Malah kadang sekalinya lewat, jenis motornya Harley Davidson gitu. Kampret! Tapi ada juga sih yang bawa motor bebek gitu. Biasanya kalau nggak muka-muka Bangladesh, yaa… orang Indonesia yang bekerja disini hihihi.
  • Banyak orang bilang: “Mau ngapain ke Brunei? Nggak ada apa-apa di sana”. Memang sih, disini sepi, tidak banyak destinasi wisata. Hanya ada beberapa museum milik pemerintah. Dan beberapa situs makam kuno. Tapi bagi saya, setiap daerah tetap memiliki daya tarik tersendiri kok. Brunei pas untuk orang yang ingin mengetahui budaya Melayu, Dayak dan Kesultanan.
  • Akhir pekan adalah waktu bagi warga untuk keluar rumah menghabiskan waktu dengan liburan di pantai. Ada pantai tungku, muara, jerudong dan beberapa pantai lain. Bahkan saya melihat sendiri panjangnya antrian mobil-mobil di pinggir jalan raya trans-nasional yang akan belok ke arah pantai.
  • Fasilitas perumahan rakyat dengan kredit lunak dari Sultan.
Istana Nurul Iman Brunei Darussalam
Istana Nurul Iman Brunei Darussalam
  • Ada banyak istana di Brunei. Istana Nurul Iman adalah istana utama tempat tinggal Sultan dan keluarga intinya. Ada juga istana-istana lain untuk istri dan putra-putri pangeran Sultan. Diantaranya Istana Nurul Izzah, Istana Azzahra, Istana Darul Hana (Istana Lama), Istana Edinburgh yang biasa digunakan untuk para tamu negara, dll.
  • Sultan menjabat raja, kepala negara, perdana menteri, menteri keuangan sekaligus menteri pertahanan.
  • Jabatan menteri di Brunei Darussalam adalah seumur hidup.
  • Pada hari Jumat, ketika tidak sedang melakukan kunjungan ke luar negeri, Sultan kadang melakukan shalat jumat di masjid kampung-kampung untuk membaur dengan rakyat.
  • Sultan mengadakan open house setiap hari raya Idul Fitri hari ke 2 di Istana Nurul Iman. Terbuka untuk siapa saja. Kapan-kapan pengen ikutan ah!
  • Setiap Maulud Nabi, ada acara Perarakan Agung namanya. Digelar di lapangan Sir Muda Omar Ali Syaifudin, alun-alunnya pusat bandar. Sultan pun akan berjalan kaki keliling kota bersama masyarakat.
  • So far, hanya ada 2 pusat perbelanjaan besar di Brunei, yaitu The Mall Gadong dan Mall Yayasan Sultan. Jauh lah kalau dibandingkan dengan Grand Indonesia, PIM, Pacific Place, dll. Lebih menarik mall-mall di Jakarta.
Pasar Kianggeh Bandar Seri Begawan Brunei
Pasar Kianggeh Bandar Seri Begawan Brunei
  • Makanan dan jajanan khas Brunei akan banyak ditemui di Pasar Kianggeh. Mau makan kenyang murah meriah hanya dengan 1 $ Brunei? Makanlah Nasi Katok. Yaa cuma nasi ayam goreng dengan sambal yang cenderung manis gitu doang sih. Tapi enak kok.
  • Secara kan ya, ini negara penghasil minyak, jadi wajar lah kalau harga BBM disini murah. Untuk yang kualitas bagus 1 liternya sekitar 50cent atau Rp. 4.000,-
  • Rokok adalah barang mahal di Brunei. Jangan merokok sembarangan!
  • Transportasi publik di Brunei menggunakan bus. Namun bentuknya tidak mirip dengan yang di Indonesia. Lazim disebut purple bus disana. Karena warnanya ungu. Berikut penampakannya
Purple Bus Brunei Darussalam
Purple Bus Brunei Darussalam
  • Brunei adalah negara yang multi etnis. Ada melayu, dayak, tionghoa, tamil dan beberapa etnis lain. Semua rukun dan saling menghargai.
  • Mata uang resmi Brunei Darussalam adalah $ Brunei atau biasa disebut dengan kode BND. Tapi masyarakat disini tidak menyebut dengan Dollar, melainkan Ringgit. Jadi ketika transaksi meskipun disebutnya Ringgit, tapi bukan kurs Ringgit Malaysia ya, karena nilai kurs nya beda jauh hehe.
  • Jangan kaget kalau ketemu banyak orang Jawa disini hahaha. Saya cukup kaget ketika ke pusat bandar mau tukar uang di money changer ketemu orang Madiun. Ketika mau cari makan, banyak warung masakan Jawa. Pas mau sholat di masjid Omar Ali Syaifudin ketemu orang-orang dengan logat “ngapak”Banyumasan. #yasalam
  • Kalau bingung bagaimana memanggil warga lokal, untuk orang tua panggil saja “Haji atau Hajjah”. Untuk yang lebih tua, panggil saja dengan “Kakak”.
  • Jangan bicara pakai kata “cocok” dan “butuh”. Tabu disini. Konon artinya agak jorok. Pakailah kata lain seperti “pas” dan “ingin”.
  • Jangan asal nunjuk-nunjuk sana-sini pakai jari telunjuk karena dianggap kurang sopan. Kalau ingin menunjuk sesuatu gunakanlah jempol. 
  • Hari besar lainnya bagi ultah sultan 13 Juli, banyak acara seru yang digelar. Jadi ini adalah saat yang tepat untuk berkunjung ke Brunei.
Bersambung ke #NorthBorneoTrip Part 2


#NorthBorneoTrip Part 2
 
Malay Technology Museum Brunei
Malay Technology Museum Brunei
Seperti janji saya pada postingan sebelumnya, kali ini saya akan mengulas tempat-tempat yang saya kunjungi selama di Brunei Darussalam. Semoga bisa jadi tambahan informasi bagi teman-teman yang akan kesana. Mengingat banyak juga pertanyaan yang saya terima. Rata-rata pada penasaran dengan kondisi salah satu negara terkecil di dunia di utara Borneo ini.
 
Hmmm… memang benar sih, tidak banyak spot wisata disini. Lebih banyak museum, museum dan museum. Meskipun terkesan membosankan, namun tidak ada salahnya kalau menyempatkan diri mampir ke museum-museum di Brunei ini. Toh kamu tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk membayar tiket masuk museum, karena semua museum yang ada di Bandar Seri Begawan ini gratis. No entrance fee! No admission!
Informasi Malay Technology Museum Brunei
Papan Informasi
Oke, museum yang pertama kali saya sambangi adalah Malay Technology Museum, atau Museum Teknologi Melayu. Jangan bayangkan museum ini seperti Museum IPTEK di TMII Jakarta atau Museum Puspa IPTEK Bandung. Atau Taman Pintar Yogyakarta sekalipun. Hehehe. Why? Kenapa? Karena meskipun menggunakanembel-embel “teknologi” isinya jauh berbeda.
 
Museum Teknologi Melayu terletak di jalan simpang 482, pinggir Sungai Brunei, daerah Kota Batu, sekitar 6 Km dari Pusat Bandar. Dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit menggunakan purple bus no 39 jurusan Muara. Museum ini diresmikan oleh Sultan pada 29 Februari 1988 dan gedungnya merupakan hibah dari Shell Group.
 
Masuk di lobby utama, kita akan disambut dengan deretan baju adat dan kain tenun khas Brunei yang cantik. Mulai dari baju rakyat, baju keluarga kerajaan, baju pangeran, sampai baju yang dipakai sultan. Silakan menemeui makcik-makcik petugas museum dan isi buku tamu juga di meja resepsionis, biar eksis!
Kain Tenun Khas Brunei Darussalam
Kain Tenun Khas Brunei Darussalam
Pakaian Nasional Brunei Darussalam
Pakaian Nasional Brunei Darussalam
Miniatur Rumah Kampong Ayer Brunei
Miniatur Rumah Kampong Ayer
Pada dasarnya, Malay Technology Museum Brunei ini banyak menampilkan diorama sejarah peradaban Brunei masa lalu. Terbagi dalam 3 ruang display utama, yaitu
  • Ruangan yang berisi diorama miniatur rumah-rumah di Kampong Ayer / kampung air pada akhir abad ke 19 dan awal abad 20
  • Ruangan yang berisi diorama miniatur aktifitas warga Kampong Ayer jaman dulu seperti membuat perahu, menenun, menjala ikan, membuat atap rumah, dan aktifitas pandai emas, besi dan perak.
  • Ruangan yang berisi diorama miniatur rumah dan aktifitas masyarakat yang tinggal di daratan, seperti suku Kadayan Dusun dan Dayak yang lain.
Interior Malay Technology Museum Brunei
Interior Muzium Teknologi Melayu Brunei
Masih satu jalur dengan Malay Technology Museum di pinggir jalan raya Kota Batu, ada Museum Brunei, museum terbesar milik negara kecil ini. Museum Brunei berisi koleksi Al-Quran, aneka kebudayaan tradisional Brunei, sejarah dan teknologi minyak bumi di Brunei, dll. Namun sayang, ketika saya kesana, museum ini sedang dalam proses renovasi, jadi saya tidak bisa masuk. Hanya sempat foto bangunannya dari depan.
 
Museum Brunei
Museum Brunei

#NorthBorneoTrip Part 3
 
Makam Sultan Bolkiah 5th Sultan of Brunei Darussalam
Jalanan mulai agak menanjak, berkelok di lereng bukit. Saya hanya duduk terdiam di jok depan samping kemudi. Minggu siang itu begitu lengang. Bahkan kami hanya berpapasan dengan beberapa mobil saja.
 
Mas, yang di sebelah kiri ini apa ya?” tanya saya pada mas Juki.
Ooh, itu makam sultan Brunei yang dulu” jawabnya
Wah! Serius mas? Ini yang saya cari! Berhenti bentar dong.” saya tersentak kaget.
 
Lalu nge-rem mendadak…
 
Sudah sejak lama, saya punya niat. Kalau suatu hari nanti kesampaian berkunjung ke Brunei Darussalam, saya ingin berziarah ke makam para sultan terdahulu. Dan pada saat akhirnya kesampaian bisa jalan ke Brunei, sayatotally clueless. Nggak tahu medan, nggak tahu jalan, dan nggak banyak persiapan sebelumnya.
 
Nah, dalam kondisi seperti itu, eh… Alhamdulillah malah nggak sengaja ketemu makamnya. Lokasinya di pinggir jalan raya Kota Batu, satu jalur dengan Museum Teknologi Melayu. Tak begitu jauh dari Museum Brunei. Cukup mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum (purple bus dari Pusat Bandar jurusan Muara).
 
Saya menyusuri jalan setapak menurun dari susunan batu paving merah yang sudah mulai berlumut. Sepi, tak ada siapapun. Hanya berteman angin lembah yang berhembus menerpa wajah.
Kompleks Makam Sultan Bolkiah Brunei Darussalam
Kompleks Makam Sultan Bolkiah Brunei
Terhampar beberapa makam tua tak bernisan. Hanya susunan bebatuan andesit yang menghitam dimakan jaman. Dari kejauhan tampak cungkup/kubah kecil berwarna keemasan. Itulah makam Sultan Bolkiah, pemimpin kerajaan Brunei ke-5 yang membawa Brunei memasuki masa kejayaan. Wilayah kesultanan Brunei kala itu sampai ke Filipina, keseluruhan pulau Borneo, Sulu, dan pulau-pulau lain.
 
Saya tertegun sejenak. Berhenti beberapa meter dari makam. Berdiri dalam diam. Mata saya terpejam, menghirup udara dalam-dalam. Masih tidak habis pikir, “kok bisa ya tiba-tiba saya sampai disini? Sungguh Allah Maha Kuasa!” Kita tidak pernah tahu bagaimana Dia mewujudkan keinginan setiap hambaNYA. Ajaib.
 
Di bawah kubah emas kecil itu terdapat sebuah nisan raksasa. Jauh lebih besar dari ukuran nisan pada umumnya. Tingginya sekitar 2 meter kira-kira. Terbuat dari batu pualam putih berhiaskan ukiran kaligrafi huruf-huruf arab klasik nan indah. Melihat makam Sultan Bolkiah ini, saya bisa membayangkan, beliau adalah sosok yang gagah dan kharismatik. Auranya masih terpancar. Konon, untuk pembuatan nisan makam Sultan Bolkiah ini, kerajaan Brunei sampai mendatangkan ahli khusus dari pulau Jawa pada sekitar awal abad ke 16.
Makam Sultan Bolkiah & Permaisuri Puteri Laila Menchanai
Makam Sultan Bolkiah & Permaisuri Puteri Laila Menchanai
Disamping nisan sang Sultan, terdapat sebuah makam kecil, namun hanya memiliki satu kepala nisan. Menurut buku sejarah Brunei, makam ini adalah makam permaisuri Sultan Bolkiah yang bernama Puteri Laila Menchanai. Mengenai penyebab kematian sultan dan permaisuri pun sampai saat ini masih penuh misteri. Nah karena saya bukan ahli sejarah, mengenai kisah lebih lanjut, silakan saja baca buku mengenai sejarah kesultanan Brunei Darussalam. Menarik karena kisahnya agak mirip Romeo & Juliet.
 
Beberapa pohon bunga kamboja tumbuh di sekitar makam. Menaungi puluhan makam tua yang terletak mengelilingi cungkup makam Sultan Bolkiah. Tidak ada nama, tidak ada keterangan apapun. Mungkin ini adalah makam para keluarga & pejabat kerajaan terdahulu.
 
Makam Tua Kota Batu Brunei Darussalam
Makam Tua Kota Batu
Usai berdoa sejenak, saya kemudian naik menyusuri jalan paving merah yang tadi saya lalui. Namun sebelum kembali ke mobil, saya berbelok ke kanan. Deretan papan seng menutupi sebuah bangunan tua. Bentuknya mirip-mirip joglo gitu, terbuka dan berundak. Sebuah papan informasi terpampang di depannya:
Situs Tapak Kota Batu Brunei
Situs Tapak Kota Batu Brunei
 
Ternyata ini adalah situs Tapak Kota Batu 1 (KB 1). Situs kompleks pemakaman kerajaan Brunei kuno. Sudah 3 kali dilakukan penggalian oleh tim arkeologi pada tahun 1986, 1989 dan 1992. Pada penggalian tersebut, ditemukan beberapa batu nisan berukir motif Bunga Air Mulih, tembikar dan kayu-kayu tua yang diperkirakan sebagai penutup liang lahat. Menemukan situs ini antara penasaran pengen eksplorasi, tapi juga takut karena ini tempat yang “special”. Akhirnya saya putuskan hanya mengamati dari luar saja.
Situs Makam Diraja Kota Batu Lama Brunei
Situs Makam Diraja Kota Batu Lama Brunei
Oiya, masih di sekitar Kota Batu ini, ada satu lagi makam diraja, yaitu makam Sultan Sharif Ali atau Sultan Berkat. Beliau adalah sultan Brunei ketiga. namun sayang, karena waktunya mepet, saya nggak sempat mampir ziarah kesini. Berikut penampakan lokasinya:
 
Makam Sultan Sharif Ali, Sultan Brunei ke-3
Makam Sultan Sharif Ali, Sultan Brunei ke-3 |


#NorthBorneoTrip Part 4
 
Dari kawasan Kota Batu, saya kembali ke pusat bandar. Hari sudah siang, perut juga sudah mulai keroncongan. Sedari pagi baru terisi roti, belum sempat makan nasi. Tapi sebelum makan siang, saya diajak Mas Juki mengunjungi museum yang lain lagi. The Royal Regalia Museum, lokasinya di tengah kota, tak jauh dari lapangan Haji Sir Muda Omar Ali Saifuddin.
The Royal Regalia Museum Brunei Darussalam
The Royal Regalia Museum Brunei Darussalam
 
Bangunan Royal Regalia Museum ini cukup mudah dikenali, bagian depannya berbentuk kubah besar. Para pengunjung diwajibkan melepas alas kaki ketika memasuki museum. Disediakan rak untuk menempatkan alas kaki di bagian luar pintu masuk. Dan begitu masuk…. Brrrrr dingin sekali udara di dalam. Hamparan lantai pualam pun terasa membeku. Namun dinginnya ruangan langsung kalah dengan senyum hangat makcik-makcik petugas museum yang ramah. #tsaahhh
 
The Royal Regalia Building Brunei Darussalam
rak tempat sepatu di Royal Regalia Brunei
 
Setelah mengisi buku tamu kami diberikan sebuah kunci loker untuk menaruh tas dan barang-barang bawaan. Para pengunjung memang tidak diperkenankan membawa apapun ketika masuk ke dalam ruangan-ruangan museum, termasuk kamera dan handphone. Maklum, yang dipajang adalah barang berharga semua. Jadi lumayan ketat penjagaannya.
 
Ruangan demi ruangan saya telusuri. Beraneka macam foto-foto keluarga kerajaan, merchandise dan souvenir dari negara lain, dokumen-dokumen sejarah kerajaan, aneka miniatur landmark dan masih banyak lagi. Di bagian belakang, ada miniatur main hall Istana Nurul Iman dengan singgasananya.
 
 
Usongan Diraja The Royal Regalia Building Brunei Darussalam
Usongan Diraja Brunei
Dari sekian banyak benda yang dipajang di museum ini, yang menurut saya unik adalah fakta bahwa ternyata masing-masing pangeran dan instansi kerajaan/negara memiliki bendera/panji-panji sendiri. Jadi ada hampir seratusan panji-panji kebesaran yang dipajang dengan motif hampir mirip bendera utama. Kalau masyarakat awam mungkin akan susah membedakannya.
 
The Royal Regalia Museum Brunei Darussalam ini lazim disebut sebagai Bangunan Alat Kebesaran Diraja. Dibangun pada tahun 1992 untuk memperingati Silver Jubilee, perayaan 25 tahun bertakhtanya Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah ibni Al-Marhum Sultan Omar Ali Saifuddien Sa’adul Khairi Waddien, Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam. (panjang yee gelarnye).
 
Main Hall The Royal Regalia Museum Brunei Darussalam
Main Hall Royal Regalia Building
Disamping Royal Regalia Building, terdapat The Brunei History Center. Disinilah masyarakat umum bisa mengetahui seluk beluk & sejarah kesultanan Brunei Darussalam dengan jelas. Tak jadih dari kompleks ini ada kantor pos besar Brunei dan museum perangko Brunei.
 
Tempat ini PeWe banget kalau mau buat ngadem. Secara ya udara di Brunei lumayan panas. Asik banget buat lesehan sambil gegoleran. Asal jangan sampai ketiduran aja. Recomended lah untuk dikunjungi kalau teman-teman sedang traveling ke Brunei Darussalam.
 

#NorthBorneoTrip Part 5
 
Kali ini mau to the point aja ah… nggak pakai basa-basi…
 
Buat teman-teman yang masih bingung kira-kira seperti apa tempat makan di Brunei? Apa jenis makanannya? Mahal kah? Nah, berdasarkan sedikit pengalaman waktu jalan kesana pada akhir bulan Mei lalu, berikut rangkuman rekomendasi kuliner di Brunei Darussalam, tepatnya di area pusat kota Bandar Seri Begawan.
 
Pasar Tamu Kianggeh Brunei Darussalam
Pasar Tamu Kianggeh Brunei
 
Pasar Tamu Kianggeh
 
Kita dapat mengenal masyarakat lokal lebih dekat dengan berkunjung ke pasar tradisonlanya. Hal inilah yang juga selalu saya lakukan setiap traveling. Blusukan ke pasar bagi saya merupakan sebuah kenikmatan tersendiri.
 
Pasar Tamu Kianggeh hanya ramai pada Jumat dan Minggu pagi. Mengapa? Karena pada hari-hari itulah masyarakat Brunei libur. Menariknya, masyarakat dari pedalaman pun akan tumpah ruah disini. Ada yang menjual komoditi hasil buminya, ada juga yang berbelanja segala macam keperluan. Mereka datang dan pergi menggunakan kapal-kapal kecil menyusuri sungai Brunei.
 
Jajanan Pasar Kianggeh Brunei
Jajanan Pasar Tamu Kianggeh Brunei
Ada makanan apa disini? Yang jelas makanan lokal. Berbagai jajan pasar dan kue basah bisa dicicipi. Harganya pun sangat terjangkau. Tapi menurut pengalaman saya sih nggak jauh beda dengan jajan pasar yang ada di Indonesia. (ya iyalah nyet! kan masih serumpun.) #monolog.
 
Area Terminal Pusat Bandar
 
Lokasinya tak jauh dari Pasar Tamu Kianggeh. Tak jauh juga dari The Brunei Hotel. Cari saja gedung bertingkat bercat putih yang betuliskan: Jabatan Bandaran Bandar Seri Begawan Kementrian Hal Ehwal Dalam Negeri Negara Brunei Darussalam.
Terminal Pusat Bandar Brunei
Terminal Pusat Bandar
Bagian basement adalah terminal bus ke berbagai jurusan di Brunei. Beberapa warung makan akan dijumpai di lantai 2 & 3. Kalau lagi kelayapan traveling keluar, biasanya suka kangen dengan masakan Indonesia kan? Nah! disinilah tempat yang tepat untuk memuaskan rasa kangen itu. Mau nasi ayam penyet, nasi pecel, gado-gado? Ada! Mau soto, mie ayam, bakso, gulai? Ada! Bahkan mau gorengan tempe mendoan diceplus pakai cabe rawit pedas pun ada! Harganya? Bersahabat dengan kantong kok.
Warung Jawa Pusat Bandar Brunei
Kok di Brunei ada warung masakan Indonesia? No wonder lah ya, secara banyak TKI disana. Waktu saya ke warung Coffee House Usaha Jaya & Sons di lantai 2, ternyata yang punya orang Magelang juga, cuma beda kecamatan dengan saya. Ya lumayan lah untuk obat kangen masakan Indonesia :)
 
Pusat Kuliner Tamu Selera
 
Tempat ini cocok untuk makan malam karena baru buka sore hari. Berlokasi di Jalan Padang, Bandar Seri Begawan. Tak jauh dari Royal Regalia Building dan Radisson Hotel. Kalau menginap di Pusat Belia pun masih bisa dijangkau dengan jalan kaki. Tamu Selera ini semacam foodcourt di taman gitu. Ada banyak food stalldengan berbagai pilihan menu. Contohnya, nasi goreng, mie goreng dibanderol dengan 1 $ BND saja. Murah kan?
 
Nasi Katok Mama Jalan Cator
 
Warung kecil di pojokan jalan cator ini cukup terkenal. Berada tak jauh dari terminal pusat bandar dan Mall Yayasan Sultan membuat warung ini cukup mudah ditemukan. Hanya ada 1 menu yang disajikan, yaitu nasi katok. Nasi Katok adalah makanan khas Brunei. Berikut penampakannya:
Nasi Katok Khas Brunei Darussalam
Nasi Katok
 
Lah, gitu doang? Nasi putih dengan ayam goreng dan sambal?
 
Yoi, gitu doang hehe. Kalau menurut saya tetap ada cita rasa yang berbeda dengan nasi ayam di Indonesia. Entah karena saya yang gampangan dengan makanan, atau emang bumbunya berbeda. (eh atau karena saat itu saya lagi laper ya? jadinya apa-apa terasa enak… hehe). But trust me, it’s different. Oiya, rasa sambalnya lebih cenderung manis. Pedasnya nggak terlalu terasa. Aman buat yang nggak doyan pedas.
Nasi Katok Seri Mama Jalan Cator Brunei
Nasi Katok Seri Mama Jalan Cator
Jangan underestimate dengan Nasi Katok jalan cator ini. Kalau pas jam makan siang, antrian pembeli bisa mengular panjang di trotoar depan warung. Harga per porsinya pun murah meriah, cukup 1 $ BND. Satu botol air mineral dingin juga dihargai 1 $ BND. Pahe, paket hemat.
 
Radisson Hotel Bandar Seri Begawan
 
Untuk yang nggak mau repot, bisa datang aja ke Radisson Hotel. Ada banyak pilihan menu makanan dengan sistem buffet maupun by order. Tapi ya itu, lebih pricey :)
 
Soto Brunei Foodcourt Mall Yayasan Sultan
 
Penasaran kan kaya apa rasanya soto Brunei? Apakah sama dengan soto di Indonesia pada umumnya? Silakan cicipi saja sendiri di Foodcourt Mall Yayasan Sultan. Lokasinya ada di pusat kota kok. Nah, soto Brunei ini rekomendasi dari kak @arievrahman si empunya travelblog www.backpackstory.me yang waktu itu jalan ke Brunei bareng mamanya. Kewl!
Soto Brunei
Soto Brunei
Itulah beberapa rekomendasi tempat makan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Memang sih sepertinya tidak banyak pilihan disini. Tapi at least, semoga sedikit informasi ini bisa berguna buat teman-teman yang mau jalan ke Brunei. Atau ada yang mau menambahkan informasi kuliner di Brunei Darussalam yang wajib dicoba? Silakan :)
 

#NorthBorneoTrip Part 6
Kampong Ayer Water Village Brunei Darussalam
landscape kampong ayer
Deretan panjang rumah-rumah panggung terlihat seperti mengapung diatas air. Tiang-tiang pancangnya tenggelam karena air sedang pasang. Perahu-perahu motor kecil hilir mudik kesana kemari menimbulkan riak gelombang di permukaan air sungai Brunei yang luas ini. Suara hempasan air yang menghantam tiang-tiang penyangga dermaga berpadu dengan deru mesin perahu.
Sementara itu..
Saya masih membisu di pinggir dermaga. Menikmati hembusan angin bumi Borneo. Menikmati tenangnya perut yang sudah berhenti bergejolak usai diisi makan siang.
“Mau lihat uniknya Kampong Ayer Brunei Darussalam nggak?” tanya mas Juki sambil menepuk pundak saya.
“Boleh mas, mumpung sudah sampai disini. Yuk!”
Speed Boat Kampong Ayer Brunei
speed boat menuju Kampong Ayer
Kami lalu memanggil ojek perahu yang ada di seberang dengan tepukan tangan. Saya, istri dan mas Juki kemudian menyeberang ke Kampong Ayer/kampung air. Sebuah perkampungan terapung yang sangat luas diatas sungai Brunei.
Spot pertama yang kami datangi adalah Museum Kampong Ayer. Disini terdapat berbagai macam koleksi benda-benda dan sejarah Kampong Ayer yang menurut data sejarah sudah dihuni sejak ratusan tahun lalu. Kampong Ayer ini unik. Menurut informasi yang saya dapatkan dari museum, ada sekitar 39.000 orang hidup di perkampungan terapung ini. Terbagi dalam 6 distrik administratif, Kampong Ayer memiliki fasilitas yang lengkap. Mulai dari sekolah berbagai jenjang pendidikan, masjid, gelanggang olah raga, rumah sakit, toko kelontong dan restoran. Kalau diukur, panjang jembatan kayu yang menghubungkan antar rumah di Kampong Ayer ini sekitar 36 kilometer. Wow! Maka Tidak heran jika kampung ini mendapat julukan sebagai kampung air terbesar di Asia Tenggara. Nah, bagi yang suka wisata budaya & human interest, Kampong Ayer bisa jadi satu pilihan tempat wisata murah di Brunei Darussalam.
Museum Kampong Ayer Brunei Darussalam
Museum Kampong Ayer Brunei
Sekolah Kampong Ayer
Sekolah di Kampong Ayer
Rumah-rumah di Kampong Ayer pun sudah banyak yang direnovasi melalui fasilitas pembiayaan perumahan oleh negara. Hampir semua sudah terpasang AC, TV kabel, internet, air bersih dan berbagai fasilitas rumah tangga lainnya.
Saya pun penasaran. Bagaimana dengan sistem pembuangan limbah rumah tangganya? Apakah langsung dibuang begitu saja di sungai? Nanti mencemari lingkungan dong?. Namun ternyata dugaan saya salah. Limbah rumah tangga dibuang melalui pipa-pipa besar yang tertanam di dasar sungai menuju muara.
Main Congklak di Museum Kampong Ayer
main congklak !
Cukup puas bermain congklak/dakon bersama anak-anak Kampong Ayer di dalam museum, saya kemudian naik ke gardu pandang. Dari sini terlihat jelas hamparan rumah-rumah panggung Kampong Ayer. Di kejauhan nampak kubah emas Istana Nurul Iman yang megah, kediaman utama keluarga Sultan. Terlihat juga kubah calon istana untuk (mantan) isteri ketiga Sultan yang belum selesai dibangun. Tapi menurut cerita penduduk lokal, sepertinya pembangunan istana baru tersebut tidak akan dilanjutkan karena…
ah sudahlah, takut jadi ghibah nanti hehe..
Interior Rumah Kampong Ayer
Interior Rumah Kampong Ayer
Sebuah kehormatan bagi kami karena diperkenankan mampir di rumah Haji Ahmad bin Haji Bujang. Beliau adalah “pak lurah” nya Kampong Ayer. Rumahnya tak jauh dari museum. Cukup berjalan kaki menyusuri lorong jembatan kampung. Meski kampung atas air, namun rumahnya tetap asri, banyak pot tanaman menghiasi halaman yang tak seberapa luasnya.
“Assalamualaikum” kami melempar salam.
“Waalaikumsalam, masuk lah, masuk” sambut sang tuan rumah.
Kami disambut dengan hangat oleh keluarga ini. Mereka memang sudah terbiasa menerima tamu, termasuk para wisatawan yang berkunjung ke kampong ayer ini. Setelah ngobrol sejenak, kami dipersilakan untuk eksplorasi rumah ini. Dipersilakan untuk melihat dan mengamati contoh suasana kehidupan sehari-hari diatas kampung yang terapung ini. Rumah ini dipenuhi dengan hiasan-hiasan khas brunei, gramaphone tua, foto-foto sultan, dan bahkan ada miniatur singgasana untuk berfoto para tamu. Seru! Tak lama disitu, kami mohon diri untuk pamit meneruskan perjalanan.
Water Village Brunei Darussalam
rumah-rumah di kampung air/kampong ayer
Dalam sudut pandang saya, Brunei itu istana sentris. Daya tarik utamanya adalah kerajaan Brunei Darussalam itu sendiri. Maka mumpung saya sudah menginjakkan kaki di Brunei, saya ingin tahu lebih dekat seperti apa seluk beluk negara monarki absolut terkecil di dunia yang gemah ripah ini. Usai berkunjung ke depan gerbang Istana Nurul Iman, mas Juki mengajak kami menyusuri istana-istana lain yang ada di Brunei. Karena ada buanyak istana di Brunei ini. Mulai dari istana sultan, istri-istri sultan, putera mahkota, pangeran-pangeran dan keluarga besar sultan.
Saya sempat menyusuri kawasan Jerudong, dimana banyak istana-istana kecil milik kerabat kerajaan disini. Kawasan ini tertata rapi. Jalan mulus dipayungi pepohonan yang rimbun. Dari pinggir jalan raya hanya terlihat jalan masuk kecil, pintu gerbang dan sebuah pos satpam. Yang tak kalah menarik adalah Istana Darul Hana yang lokasinya tak jauh dari pusat kota. Istana Darul Hana adalah istana lama tempat sultan menghabiskan masa kecilnya. Dahulu kala, Brunei Darussalam hanyalah kerajaan Melayu kecil di ujung Borneo. Hingga suatu saat ditemukan ladang minyak yang akhirnya membawa kemakmuran hingga sekarang ini. Istana Darul Hana inilah saksi bisu kerajaan Brunei Darussalam lama.
Istana Darul Hana Brunei Darussalam
Istana Darul Hana / Istana Lama
Tips:
  • Kita bisa naik ojek perahu dari dermaga depan Mall Yayasan Sultan, Pasar Tamu Kianggeh, ataupun dermaga-dermaga kecil yang ada di sepanjang pinggir sungai Brunei.
  • Tarif jarak dekat biasanya 1 BND per orang, sekali penyeberangan.
  • Ojek perahu bisa juga disewa seharian untuk wisata menyusuri sungai Brunei menuju arah hulu untuk melihat bekantan (kera hidung merah, seperti maskot Dufan) di habitat aslinya. Tarifnya? Harus negosiasi.
  • Masuk ke Museum Kampong Ayer gratis, no admission. Bahkan saya dan para pengunjung lainnya malah diberikan pin “I Love Brunei” secara cuma-cuma oleh petugas sebagai tanda mata.
Bersambung ke #NorthBorneoTrip Part 7

Pilihan Akomodasi Penginapan Di Brunei Darussalam

#NorthBorneoTrip Part 7
Banyak orang beranggapan bahwa segala sesuatu di Brunei Darussalam itu serba mahal. Makan mahal, transportasi mahal, akomodasi mahal. Wajar sih, secara kan negara kecil di utara pulau Kalimantan ini memang negara kaya. Punya ladang minyak bumi dan aset-aset negara yang besar. Bahkan menurut kabar yang saya dapatkan, katanya nih, pendapatan rata-rata per bulan para pekerja resmi di Brunei itu sekitar Rp. 40.000.000,-.
Pada saat berkunjung kesana beberapa waktu lalu, saya berhasil membuktikan bahwa ternyata, diBrunei Darussalam, tidak semuanya serba mahal. Masih banyak fasilitas maupun makanan yang terjangkau. Nah, jadi buat yang uang sakunya pas-pasan, tidak perlu khawatir lagi apabila ingin traveling kesana. Ada banyak cara traveling hemat untuk menikmati wisata di Brunei Darussalam :)
The Empire Hotel & Country Club Brunei Darussalam
The Empire Hotel & Country Club Brunei
Nah postingan kali ini, saya ingin sedikit mengulas beberapa pilihan sarana akomodasi yang ada di Bandar Seri Begawan. Mulai dari yang luxurious, untuk para jetset sampai yang murah namun tetap nyaman, biasanya untuk para backpacker. Dan berikut beberapa pilihan akomodasi penginapan di Brunei Darussalam:
The Empire Hotel & Country Club
Lobby The Empire Hotel & Country Club Brunei Darussalam
Lobby The Empire Hotel
Resort mewah ini terletak di kawasan Lebuhraya Muara, Tutong, Brunei. Sekitar 24 Km dari pusat kota Bandar Seri Begawan. The Empire Hotel & Country Club Royal Brunei ini memang bukan sembarang hotel. Tamu-tamu protokoler kerajaan dari berbagai negara maupun artis-artis yang diundang dalam acara-acara tertentu biasanya menginap disini. Setahu saya, The Empire Hotel dikelola oleh negara, bukan swasta.
Interiornya sangat mewah. Perpaduan cat warna emas, kuning, krem, coklat dan putih menambah kesan glamor. Seolah seperti di sebuah balairung kerajaan. Tiang-tiang penyangga utamanya tinggi menjulang. Hamparan granit dan marmer menambah kesan kokoh. Serba sempurna. Sepertinya, ini adalah hotel termegah yang pernah dijumpai sepanjang karier blusukan saya haha.
Ya, meskipun The Empire Hotel ini adalah sebuah hotel berbintang lima, tapi bisa juga jadi opsi destinasi wisata karena memang terbuka untuk umum. Bahkan banyak juga masyarakat lokal Brunei yang berlibur disini, bukan untuk menginap, melainkan sekedar untuk berenang atau menikmati private beach di area The Empire Hotel. Kalau hanya sekedar masuk, jalan-jalan, jogging, nongkrong di pantai, tidak dipungut biaya alias gratis. Masuk ya masuk aja.
Kala itu, saya berkunjung kesini ketika hari sudah menjelang sore, usai menjelajahi kawasan Kampong Ayer. Bersantai di sebuah tanjung kecil di ujung pantai, menikmati segarnya udara laut, mengiringi sang surya yang berjalan pulang menuju peraduannya di cakrawala laut cina selatan. Hmm… kalau nggak ingat sudah terlanjur beli tiket pesawat, rasanya saya nggak mau pulang. Seriusan.
Main Hall The Empire Hotel & Country Club Brunei Darussalam
Main Hall The Empire Hotel
Infinity Pool The Empire Hotel & Country Club Brunei Darussalam
Infinity Pool The Empire Hotel
Yoga di Pantai The Empire Hotel & Country Club Brunei Darussalam
sok-yoga-yoga-an | mermaid pose | *lalu kecemplung ke laut*
The Empire Hotel & Country Club
BG3122 Jerudong Lebuhraya Muara, Bandar Seri Begawan Brunei
Phone : +673 241 8888
Email : info@theempirehotel.com
Rate : sekitar 3 – 4 Juta Rupiah per night
Radisson Hotel Brunei Darussalam
Jalan Tasek 2203, Bandar Seri Begawan
Phone : +673 2244272
Email : reservations.brunei@radisson.com
Rate : sekitar 1 – 1,5 Juta Rupiah per night
Lokasi : dekat dengan Royal Regalia Building & Brunei History Center
The Brunei Hotel
Jalan Pemancha 95, Bandar Seri Begawan
Phone: +673 2244828
Email: reservations@thebruneihotel.com
Rate: 1,2 – 1,6 Juta Rupiah per night
Lokasi : seberang jalan Pasar Tamu Kianggeh
Jubilee Hotel
Jubilee Plaza, Jalan Kampong Kianggeh, Bandar Seri Begawan
Phone: +673 2228070
Email: info@jubileehotelbrunei.com
Rate: sekitar 800.000 – 1 juta Rupiah per night
Lokasi : dekat dengan pasar tamu Kianggeh
Water Village Malay Modern House Kampong Ayer Brunei
Water Village Malay Modern House Kampong Ayer Brunei
Ada pilihan menarik nih buat yang ingin merasakan langsung kehidupan orang-orang Kampong Ayer. Try mingle with the locals, menyatu dengan kehidupan masyarakat kampung apung terbesar di Asia Tenggara. Coba menginap di:
Water Village Malay Modern House
Haji Ahmad bin Haji Bujang
No 2 B 1 Skim Perintis, Menaik Taraf Kg Ayer, Jembatan Laila Menchanai Lorong Sekuna, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
FB Water Village Malay Modern House, Asheriff Sheriff.
Email WV.MalayModernHouse@gmail.com.
Phone: +673 8816873
Rate: silakan kontak langsung
Lokasi : samping Museum Kampong Ayer. Bisa naik ojek perahu dari pusat bandar, dermaga mall yayasan sultan atau pasar tamu kianggeh
Interior Guesthouse Malay Modern Village Kampong Ayer Brunei
Interior Guesthouse Malay Modern Village Kampong Ayer Brunei
Nah ini nih andalan para backpacker. Pusat Belia ini semacam pusat pendidikan dan latihan milik Kementerian Sukan & Belia Brunei Darussalam. Ada mess, kolam renang, aula pertemuan, cafe, dll. Mungkin karena tidak begitu banyak aktifitas dari pemerintah, maka difungsikanlah Pusat Belia ini sebagai Youth Hostel.
Pusat Belia Youth Hostel
Jalan Sungai Kianggeh, Bandar Seri Begawan
Phone: +673
Email: –
Rate: 10 $ BND per night, per person
Lokasi : dekat dengan pasar tamu kianggeh
Pusat Belia Youth Hostel Brunei Darussalam
Pusat Belia Youth Hostel Brunei Darussalam
Swimming Pool Pusat Belia Youth Hostel Brunei Darussalam
Swimming Pool Pusat Belia Youth Hostel Brunei
Contact Pusat Belia Brunei Darussalam
Penting nih: Contact Pusat Belia Brunei
That’s all, semoga informasinya bermanfaat. Happy traveling !!
Bersambung ke #NorthBorneoTrip Part 8


Masjid-Masjid di Brunei Darussalam


#NorthBorneoTrip Part 8
Bisa dibilang belum sah traveling ke Brunei Darussalam kalau belum berkunjung ke masjid-masjidnya yang megah nan cantik. Seperti sudah diketahui, bahwa negara monarki ini mayoritas penduduknya beragama Islam dan menerapkan hukum syariat Islam dalam setiap sendi kehidupan sehari-hari. Namun meski begitu, bukan berarti negara otoriter terhadap pemeluk keyakinan lain. Negara tetap menjamin kebebasan beragama bagi penduduknya. Menurut pengalaman saya ketika berada di Brunei, semuanya adem ayem tentrem. Aman damai sejahtera bahagia.
Perahu Mahligai Kencana Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien Brunei
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien Malam Hari
Sebuah keberuntungan bagi saya karena secara tidak sengaja betremu Mas Marjuki di arrival hall Brunei International Airport kala itu (seperti yang sudah saya ceritakan di #NorthBorneoTrip Part 1). Ya, kami tidak saling kenal sebelumnya. Mas Juki adalah WNI yang sudah belasan tahun tinggal di Brunei. Saya dan istri malah lalu diajak jalan-jalan keliling Brunei dari pagi sampai malam. Alhamdulillah, rejeki anak sholeh, diberi kemudahan. | *benerin peci*
Selain berkeliling kota, kami juga mengunjungi banyak museum yang menyimpan sejarah Brunei, ziarah ke makam sultan, mencicipi kuliner lokal, blusukan ke pasar tradisonal, “stalking” banyak istana milik kerajaan, sowan ke rumah pak lurahnya Kampong Ayer, main ke hotel super mewahnya Brunei dan pastinya tour ke masjid-masjid cantik yang ada di kawasan Bandar Seri Begawan. Berikut masjid-masjid di Brunei Darussalam yang sempat saya kunjungi:

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien

Sebagai salah satu landmark Brunei Darussalam, masjid kerajaan ini sangat mudah ditemui. Lokasinya berada di pusat kota, di sisi barat alun-alun, tak jauh dari kantor Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri, Brunei History Center dan deretan Kampong Ayer yang mengapung diatas Sungai Brunei. Bisa dijangkau dengan jalan kaki, kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Masjid Sultan Omar Ali Saefuddien selesai didirikan pada tahun 1958. Namanya diambil dari nama Sultan Brunei ke 28. Masjid ini dirancang oleh biro arsitekur Booty & Edwards Chartered berdasarkan rancangan karya arsitek Italia, Cavaliere Rudolfo Nolli. Arsitekturnya bergaya Islam modern, perpaduan gaya Mughal dan Italia. Suasana interiornya pun mengagumkan. Saya merasa sangat nyaman beribadah disini.
Ada 3 ciri utama Masjid Sultan Omar Ali Saefuddin, yaitu kubahnya yang besar dan kuning mengkilat karena dilapisi emas murni, menaranya yang tinggi menjulang sehingga bisa dilihat dari berbagai penjuru kota, serta adanya replika perahu mahligai kencana kerajaan yang seolah mengapung dengan agung diatas taman air di sisi kiri masjid. Sore-malam adalah waktu yang tepat untuk berfoto di taman ini, karena lampu warna-warni akan menyala menyoroti replika kapal, kolam dan masjid. Subhanallah…
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien Brunei Darussalam
Halaman Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien
Tempat Wudhu Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien
Tempat Wudhu Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien

Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah

Satu lagi masjid kebanggaan masyarakat Brunei, Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat kota. Searah dengan kawasan pusat niaga Mall Gadong. Bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi ataupun bus nomor 1 atau 22 dari terminal pusat bandar.
Dari namanya sudah ketahuan bahwa Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah dibangun pada tahun 1992 oleh sultan ke 29 yang masih memerintah hingga saat ini. Mengambil perpaduan gaya arsitektur timur tengah, maroko dan persia, masjid ini tampil begitu menawan. Dihiasi dengan air mancur di luar maupun dalam masjid, kaca patri aneka warna, lampu gantung mewah dan mozaik-mozaik keramik nan indah. Kubah-kubahnya pun kuning mengkilap berlapiskan emas murni.
Tempat wudhu nya pun spesial. Kalau masjid-masjid biasa menggunakan keran air, di masjid ini menggunakan sensor. Jadi, kalau ada orang yang duduk di depannya, keran air otomatis akan menyala. Air akan berhenti mengalir begitu orang yang wudhu tersebut meninggalkan tempat wudhu. Keren lah! Ini baru namanya teknologi tepat guna, efektif untuk menghemat air.
Sebuah air mancur menghiasi bagian dalam masjid, letaknya disamping tangga utama menuju lantai 2, ruang utama untuk shalat. Menurut cerita, karpet tebal di masjid ini khusus didatangkan dari Arab Saudi. Begitu masuk, brrrr… dingin banget! Pendingin ruangan ada dimana-mana, pantas saja.
Alhamdulillah timing saya berkunjung ke Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah ini pas. Saat memasuki waktu magrib. Nah, usai shalat magrib dan membaca rangkaian wirid, imam masjid mendoakan sultan, keluarga kerajaan serta kemakmuran Brunei pada umumnya. Pantas saja negeri ini dilimpahi keberkahan, pikir saya. Jujur, saya merinding mendengar doa yang dibacakan setiap usai sholat jamaah 5 waktu itu. Betapa seluruh lapisan masyarakat brunei ini mencintai sultannya.
Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah Brunei Menjelang Magrib
Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah Brunei Menjelang Magrib
Tempat Wudhu Canggih di Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah Brunei
Tempat Wudhu di Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah Brunei
Kolam di Dalam Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah Brunei
Kolam di Dalam Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah

Masjid Ash Shaliheen

Ada banyak masjid di Brunei Darussalam. Tapi yang satu ini juga tak kalah spesial. Berlokasi di Jalan Berakas, Kampong Melabau, Bandar Seri Begawan, Masjid Ash Shaliheen masih berada dalam kompleks Prime Minister Offices atau kantor perdana menteri. Siapakah perdana menteri Brunei? Ya Sultan itu sendiri, karena rangkap jabatan hehe.
Kantor perdana menteri berdiri megah diantara kompleks gedung-gedung pemerintahan Brunei. Yang tak kalah megah adalah bangunan kantor parlemen Brunei. Gedung sebesar itu hanya dihuni oleh 30 perwakilan parlemen dan para staf ahli.
Lah kok malah ngomongin gedung-gedung pemerintahan?
Back to masjid !
Jadi, usai shalat magrib di Masjid Jame Asr Hassanil Bolkiah, kami lalu bergegas menuju Masjid Ash Shaliheen. Masjid ini memang tak sebesar 2 masjid lainnya, tapi cukup unik karena gaya arsitekturnya berbeda. Mengangkat gaya Maroko, Moorish dan Andalusia, Masjid Ash Shaliheen terlihat sangat elegan.
Begitu masuk ke dalam masjid, kita akan menjumpai halaman tengah yang asri dengan air mancur berhiaskan lampu biru muda. Beberapa orang tengah asyik duduk di sekitar kolam sambil membaca Al Quran. Damainya…
Masjid Ash Shaliheen Brunei Darussalam
Masjid Ash Shaliheen Malam Hari | sumber foto: official FB Masjid Ash Shaliheen
Taman Di Dalam Masjid Ash Shaliheen Brunei
Taman Di Dalam Masjid Ash Shaliheen Brunei
Itulah masjid-masjid di Brunei Darussalam yang sempat saya kunjungi. Bagi saya, masjid ini bisa jadi alternatif destinasi wisata di Brunei Darussalam. Wisata religi tentunya. Saya memang memiliki ketertarikan tersendiri terhadap rumah ibadah, tidak hanya muslim tapi semua agama. Karena dari situ ada banyak pelajaran mengenai toleransi dan menghargai.
Saya kagum dengan negara kecil ini…
Suatu hari, saya akan kembali…
bersambung ke #NorthBorneoTrip Part 9

Previous
Next Post »

Sponsor

iklan banner